Bagikan
Team Vitality berhasil mengakhiri paceklik gelar mereka dengan kemenangan telak 3-0 atas Falcons di grand final ESL Pro League Season 22.
Prestasi team Vitality ini menandai trofi kedelapan Vitality sepanjang tahun 2025. Sekaligus penebusan setelah empat bulan tanpa kemenangan sejak BLAST.tv Austin Major. Performa bintang pemain asal Israel, Shahar “flameZ” Shushan, menjadi kunci utama keberhasilan Vitality meraih gelar ini.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran INFORMASI ESPORT INDONESIA.
Dominasi Vitality di Final ESL Pro League Season 22
Pertandingan final berlangsung dengan Vitality mengendalikan jalannya permainan sejak map pertama, Inferno. Di map ini, flameZ tampil gemilang dengan quad-kill di site B dan clutch 1v2 yang mengejutkan, mengantarkan timnya memenangi map pembuka 13-10. Momentum ini berlanjut di Train, map milik Falcons, di mana Vitality tetap unggul dengan skor 13-9.
Di map terakhir, Dust2, Vitality memperlihatkan dominasinya dengan mengunci kemenangan 13-5 tanpa perlawanan berarti dari Falcons. Keseluruhan pertandingan berlangsung cepat dan terorganisir, membuktikan kehebatan tim yang mengandalkan kerja sama dan strategi matang.
Kemenangan ini menjadikan Vitality terlihat sebagai raksasa esports yang sangat mendominasi ajang CS2 pada tahun 2025. Sekaligus memperkuat posisi mereka sebagai salah satu tim terbaik dunia.
Peran Gemilang flameZ Dalam Kesuksesan Vitality
Shahar “flameZ” Shushan menjadi sorotan utama dengan performa luar biasa di grand final. Ia meraih penghargaan Player of the Map di dua map pertama dengan aksi-aksi spektakuler, mulai dari membuka ronde dengan kombinasi kill yang rapi hingga penutupan key clutch yang menentukan.
Perannya sebagai entry fragger memberikan Vitality keunggulan dalam penguasaan area dan membuka peluang bagi rekan setimnya untuk mengikuti serangan. FlameZ menunjukkan konsistensi dan ketenangan dalam situasi-situasi genting selama pertandingan.
Kinerja flameZ di Dust2 menjadi puncak performa, saat ia hampir sendirian menghancurkan pertahanan Falcons dengan rangkaian kill pembuka dan clutch krusial, memberikan Vitality kemenangan bersih 3-0 yang mengesankan.
Baca Juga: Timnas Mobile Legends Siap Kibarkan Merah Putih di IESF 2025
Konsistensi Vitality Sepanjang Tahun 2025
Sebelum meraih gelar ini, Vitality sempat melewati empat bulan tanpa trofi setelah kalah di final BLAST London dari G2. Namun, konsistensi performa dengan tiga finis di posisi empat besar membuktikan ketangguhan, dedikasi, dan kerja keras tim yang akhirnya membuahkan hasil gemilang.
Kemenangan di ESL Pro League Season 22 ini menandai gelar kedelapan Vitality di tahun 2025. Hal ini semakin mendekatkan kapten Dan “apEX” Madesclaire pada target ambisius meraih 10 trofi dalam satu tahun, sekaligus berupaya menyamai rekor legendaris Astralis pada 2018.
Dengan beberapa turnamen besar yang masih menanti seperti IEM Chengdu, BLAST Rivals Season 2, dan StarLadder Budapest Major. Vitality masih punya peluang besar meraih rekor baru dan mengukir sejarah esports.
Perspektif Dan Harapan ke Depan dari Vitality
Kemenangan ini tidak hanya memperkokoh reputasi Vitality sebagai tim papan atas, tetapi juga menegaskan pengaruh mereka dalam perkembangan scene CS2 global. Kerjasama antar pemain yang solid menjadi fondasi utama kesuksesan berkelanjutan mereka.
Kapten apEX menegaskan bahwa seluruh anggota tim telah bekerja keras dengan antusiasme tinggi untuk kembali ke puncak kejayaan. Mereka bertekad mempertahankan performa prima, fokus penuh, dan semangat tak tergoyahkan demi meraih target ambisius yang telah ditetapkan.
Sementara itu, para penggemar dan komunitas esports menantikan aksi Vitality pada kompetisi mendatang dengan harapan tim ini terus memberikan pertunjukan terbaik dan mengejar prestasi tertinggi di dunia esports.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi esport terlengkap lainya hanya di INFORMASI ESPORT INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari esports.merahputih.com
- Gambar Kedua dari esports.merahputih.com